Pengumuman Hasil UN SMA 2010, Persentase kelulusan Ujian Nasional (UN) tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) pada tahun ajaran 2009/2010 di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta menurun tajam dibanding tahun sebelumnya.
"Tahun ini, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memang paceklik kelulusan ujian nasional (UN). Tetapi, siswa-siswa tidak perlu khawatir karena masih bisa mengikuti UN ulangan pada 10-14 Mei mendatang," kata Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga DIY, Suwarsih Madya di Yogyakarta, Minggu (25/4).
Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga, persentase kelulusan UN untuk tingkat SMA/MA adalah 76,30 persen sedangkan pada tahun sebelumnya mencapai 94,66 persen. Begitu pula untuk SMK, angka kelulusan adalah 79,17 persen sedangkan pada tahun lalu mencapai 97,06 persen.
Total jumlah peserta UN untuk SMA/MA di DIY pada 2010 adalah 19.505 peserta sehingga peserta yang dinyatakan harus mengulang pada UN ulangan sebanyak 4.623 siswa, sedangkan peserta UN SMK yang harus mengulang adalah 4.614 siswa dari total 22.152 peserta.
"Jumlah peserta UN yang tidak lulus memang tertinggi selama penyelenggaran UN tetapi kita tetap harus bangga karena BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan) menilai pelaksanaan UN di DIY adalah paling jujur se-Indonesia," katanya.
Sedangkan hasil kelulusan di masing-masing kota/kabupaten di DIY, Kabupaten Bantul menempati peringkat pertama dengan angka ketidaklulusan paling kecil yaitu 15,6 persen, disusul Kota Yogyakarta 20,6 persen, Sleman (29,5 persen), Gunungkidul (30,13 persen) dan Kulonprogo (32,76 persen) untuk SMA/MA.
Sedangkan untuk SMK, Kulonprogo berada di posisi pertama yaitu 15,51 persen, Gunungkidul (17,10 persen), Sleman (21,26 persen), Kota Yogyakarta (23,11 persen) dan Bantul (24,65 persen). "Angka untuk SMK masih bisa berubah karena ada beberapa nilai kompetensi yang belum masuk ke piranti lunak penilaian," katanya.
Suwarsih menyatakan, tingginya siswa yang tidak lulus pada UN utama tersebut harus disikapi dengan bijak oleh sekolah, yaitu melakukan pendampingan khusus kepada siswa yang harus menjalani UN Ulangan. "Khususnya pendampingan untuk kejiwaan. Mereka tidak boleh putus asa karena mereka masih bisa ikut UN Ulangan," katanya.
Pihaknya, kata dia, akan segera membentuk tim khusus untuk melakukan evaluasi pelaksanaan UN yang terdiri dari berbagai elemen masyarakat seperti guru, polisi, TPI dan pemerintah daerah.
Sementara itu, Ketua Pelaksana UN DIY, Baskara Aji menyatakan, belum ada indeks secara resmi dari BSNP yang menyatakan pelaksanaan UN di DIY paling jujur. "Tetapi berdasarkan keterangan BSNP, dari beberapa kriteria termasuk laporan tim pemantau indipenden (TPI), pelaksanaan UN di DIY paling jujur meskipun banyak yang tidak lulus," katanya.
Aji Baskara tidak menampik apabila ditemui sejumlah kecurangan dalam pelaksanaan UN di DIY, tetapi panitia pelaksana dan TPI segera memberikan sanksi tegas terhadap pelaku kecurangan UN. (Ant)
"Tahun ini, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memang paceklik kelulusan ujian nasional (UN). Tetapi, siswa-siswa tidak perlu khawatir karena masih bisa mengikuti UN ulangan pada 10-14 Mei mendatang," kata Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga DIY, Suwarsih Madya di Yogyakarta, Minggu (25/4).
Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga, persentase kelulusan UN untuk tingkat SMA/MA adalah 76,30 persen sedangkan pada tahun sebelumnya mencapai 94,66 persen. Begitu pula untuk SMK, angka kelulusan adalah 79,17 persen sedangkan pada tahun lalu mencapai 97,06 persen.
Total jumlah peserta UN untuk SMA/MA di DIY pada 2010 adalah 19.505 peserta sehingga peserta yang dinyatakan harus mengulang pada UN ulangan sebanyak 4.623 siswa, sedangkan peserta UN SMK yang harus mengulang adalah 4.614 siswa dari total 22.152 peserta.
"Jumlah peserta UN yang tidak lulus memang tertinggi selama penyelenggaran UN tetapi kita tetap harus bangga karena BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan) menilai pelaksanaan UN di DIY adalah paling jujur se-Indonesia," katanya.
Sedangkan hasil kelulusan di masing-masing kota/kabupaten di DIY, Kabupaten Bantul menempati peringkat pertama dengan angka ketidaklulusan paling kecil yaitu 15,6 persen, disusul Kota Yogyakarta 20,6 persen, Sleman (29,5 persen), Gunungkidul (30,13 persen) dan Kulonprogo (32,76 persen) untuk SMA/MA.
Sedangkan untuk SMK, Kulonprogo berada di posisi pertama yaitu 15,51 persen, Gunungkidul (17,10 persen), Sleman (21,26 persen), Kota Yogyakarta (23,11 persen) dan Bantul (24,65 persen). "Angka untuk SMK masih bisa berubah karena ada beberapa nilai kompetensi yang belum masuk ke piranti lunak penilaian," katanya.
Suwarsih menyatakan, tingginya siswa yang tidak lulus pada UN utama tersebut harus disikapi dengan bijak oleh sekolah, yaitu melakukan pendampingan khusus kepada siswa yang harus menjalani UN Ulangan. "Khususnya pendampingan untuk kejiwaan. Mereka tidak boleh putus asa karena mereka masih bisa ikut UN Ulangan," katanya.
Pihaknya, kata dia, akan segera membentuk tim khusus untuk melakukan evaluasi pelaksanaan UN yang terdiri dari berbagai elemen masyarakat seperti guru, polisi, TPI dan pemerintah daerah.
Sementara itu, Ketua Pelaksana UN DIY, Baskara Aji menyatakan, belum ada indeks secara resmi dari BSNP yang menyatakan pelaksanaan UN di DIY paling jujur. "Tetapi berdasarkan keterangan BSNP, dari beberapa kriteria termasuk laporan tim pemantau indipenden (TPI), pelaksanaan UN di DIY paling jujur meskipun banyak yang tidak lulus," katanya.
Aji Baskara tidak menampik apabila ditemui sejumlah kecurangan dalam pelaksanaan UN di DIY, tetapi panitia pelaksana dan TPI segera memberikan sanksi tegas terhadap pelaku kecurangan UN. (Ant)
0 comments:
Post a Comment